Selasa, 10 Mei 2016

Sekilas tentang Kecamatan Miri Manasa

SEKILAS TENTANG KECAMATAN MIRI MANASA

Selamat datang semua....

Wilayah ini pada tahun 2006 pertama kali dibentuk menjadi Kecamatan Miri Manasa dibentuk tepatnya pada tanggal 27 Juli 2006. Pada saat itu adalah masa kepemimpinan dari Bupati Pertama Kab. Gunung Mas yaitu Drs. Djudae Anom, Kecamatan Miri Manasa adalah  pecahan dari wilayah Kecamatan Kahayan Hulu Utara yang sekarang dibagi menjadi 2 wilayah yaitu :
1.    Kecamatan Miri Manasa
2.    Kecamatan Damang Batu


Paskibra Kecamatan
Upacara Hari Kemerdekaan RI Tahun 2015

Paski Kecamatan Miri Manasa
Damang dan Camat serta Anggota Paski Kecamatan

Adapun Camat Miri Manasa yang ditunjuk pada saat itu adalah Pak. Denar Uan, dengan Dua orang staf yaitu Priedledi dan Anwar Syarif, merekalah yang pertama - tama menjadi Pegawai Kecamatan Miri Manasa pada waktu itu, dan sampai dengan sekarang yang hanya bertahan adalah pak Anwar Syarif. Sedangkan posisi PNS yang ada di Kecamatan Miri Manasa hanya 7 orang yang terdiri dari
a.     Camat Miri Manasa                                    =  Konten Bhakti, S.Sos
b.    Sekretaris                                                    =  Jhonson Ahmad, SE, M.Si
c.     Kasi Trantib,Pel.Um                                   =  Suparno
d.    Kasi PMD                                                   =  Sukur Apriadi, S.IP
e.     Plt. Kasi Pemerintahaan                              =  Helmi
f.       Kasubbag Keu dan Kepeg                          =  -
g.     Plt.Kasubbag Umum dan Perlengkapan    =  Anwar Syarif
h.    Staf                                                             =  Jonedi, SE
i.       PTT                                                            =  6 orang


Kecamatan Miri Manasa mempunya 10 Desa dan 1 Kelurahan dan berada mudik Sungai Miri, adapun nama – nama Desa/Kelurahan nya adalah :
a.     Desa Tumbang Lapan
b.    Desa Tumbang Siruk
c.     Kelurahan Tumbang Napoi
d.    Desa Tumbang Koroi
e.     Desa Buntoi
f.       Desa Mangkuhung
g.     Desa Tumbang Manyoi
h.    Desa Tumbang Masukih
i.       Desa Tumbang Hatung
j.       Desa Rangan Hiran, dan
k.     Desa Harowu

Dalam hal ini Kecamatan Miri Manasa masih dalam masa perkembangan walaupun sudah hampir 10 Tahun dibentuk keadaan di Miri Manasa masih serba kekurangan, contohnya Sarana Transportasi belum memadai jalan dan jembatan masih tanah liat belum adanya pengerasan, telekomunikasi masih tidak ada harus menaiki bukit baru mendapatkan sinyal HP dan Listrik PLN tidak ada jadi menggunakan Generator saja untuk penerangan / PLTS bantuan Pemerintah.

Jadi masyarakat dalam menjalankan roda kehidupannya banyak mengandalkan transportasi Air, tapi walaupun begitu masyarakat khususnya Dayak semiskin – miskinnya tidak pernah menjadi pengemis, karena di sini masih banyak sumber daya yang dapat menjadi sumber penghidupannya kecuali karena kemalasannya saja yang menyebabkan mereka tidak makan.

Walaupun banyak kendala dan hambatan yang terjadi diwilayah kami, kami sebagai Apartur Sipil Negara selalu menganggap kekurangan ini menjadi kelebihan kami dari PNS yang lain karena hanya segelintir orang saja terutama PNS yang mau mengabdi diwilayah ini dengan berbagai alasan yang mungkin tidak masuk diakal.

Sehubungan dengan hal diatas jadi wajar saja untuk mencapai ketempat Kecamatan Kami dapat mengeluarkan bajet yang cukup besar dan butuh kerja keras karena dimusim hujan biasanya banyak yang balik kanan karena melihat bukit yang licin dan tinggi. Tapi untuk tahun ini kami mendapat kan proyek Jembatan Sei Napoi dan Perbaikan Jalan dan jembatan, yang menghubungkan Kelurahan Tumbang Napoi dengan desa – Desa sekitar seperti Desa Tumbang Koroi, Buntoi, Mangkuhung, Tumbang Manyoi, Tumbang Hatung, Tumbang Masukih, rangan Hiran dan Harowu.

Kami mempunyai keinginan menjadikan Kecamatan ini sebagai destinasi wisata kedepannya seperti Puncak Bogor karena sangat banyak potensi wisata yang ada diwilayah kami contohnya tempat spot Memancing yang bagus, Tempat Wisata Budaya karena di hulu sungai Miri ini lah ceritanya Asal Usul Dayak seperti Tambun dan Bungai Turun dari Langit ke Bumi Kalimantan versi nenek Moyang Dayak, kami juga bekerjasama dengan WWF Indonesia dalam membangun Kecamatan ini karena dengan Bantuan mereka saat ini di Desa Harowu mendapat Bantuan Listrik Micro Hidro dari Bank Dunia.

Demikianlah Sekilas tentang Kecamatan Miri Manasa Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia




Minggu, 08 Mei 2016

Permainan Balugu Khas Dayak

FESTIVAL BUDAYA MIHING MANASA KABUPATEN GUNUNG MAS
KONTINGEN KECAMATAN MIRI MANASA
LOMBA : BALUGU  



Asslamualaikum Wr. Wb, Salom, Om Swasti Astu.............

Lomba Balugu kegiatan ini dilaksanakan  guna melestarikan budaya Adat Dayak pada jaman dahulu karena ketidakadaaan media permainan untuk anak – anaknya makanya leluhur Dayak menciptakan permainan Balugu yang dimana medianya adalah :
1.     Batang Bambu Tua / Puring Betung = yang dibuat menjadi sebuah tongkat atau stik sebagai pelempar lugu tersebut,
2.     Batok Kelapa Tua = indi dibuat menjadi berbentuk love atau segitiga sehingga mudah dilontarkan ke lugu  musuh.
3.     Ukuran lugu tergantung biasanya seukuran 20 cm untuk memudahkan diterbangkan atau diarahkan ke media permainan nya
Balugu Khas Dayak
Menembak Lugu

Balugu Khas Dayak
Memasang Lugu

Permainan ini lumayan membutuhkan keahlian dan harus mempunyai tim yang kompak cara permainannya :
Jarak penembak ke arah yang ditembak misalnya 15 meter dan penembak harus mengarahkan ke lugu tersebut sehingga dapat menjatuhkan ke 3 lugu yang dipasang lawan. Jadi dalam sekali jalan setiap pemain mendapat jatah menembak 2 kali saja, kecuali penembak tersebut dapat menjatuhkan 1 lugu maka dia berhak menembak lagi lugu ke dua dan menjatuhkan lagi dan sampai ketiga apabila ketiga lugu tersebut jatuh semua baru mendapat point.

Sedangkan ketiga penembak lugu dari batas tembak langsung mengenai lugu dan membuat 2 lugu jatuh maka disebut cabang 2 dan mendapat point 50 tapi harus dapat dijatuhkan lagi lugu terakhir, begitu seterusnya tetapi sampai saat ini hanya sebagian orang yang bisa melakukannya dan ada sedikit keberuntungan dan menurut orang tua ada petua / kepercayaan yang bisa mengganggu / mengecoh lawan agar tidak mengenai lugu tersebut. Seperti kepercayaan dayak jadi ada ritual tersendiri dan ada juga ritual untuk menolak hal – hal tersebut sehingga permainan menjadi bersih dan hanya keahlian yang digunakan.

Pemain lugu terdiri dari 2 Tim yang bertanding dan masing – masing tim terdiri dari 3 orang, 1 tim sebagai pemasang lugu satu tim sebagai penembak lugu tersebut. Misalnya dalam permainan diberikan waktu 10 menit berapa lugu yang terkena dan jatuh dari pasangannya di tanah mendapat poin 1 tapi harus tim tersebut menjatuhkan ketiga lugu yang dipasang tersebut dalam sekali jalan misal orang pertama dapat menjatuhkan lugu orang kedua menjatuhkan 1 dan orang ketiga menjatuhkan 1 itulah baru ada Nilainya.

Demikianlah biografri tentang permainan Balugu Khas Dayak lihatlah permainan ini di Kuala Kurun pada minggu ke 2 bulan juni tepatnya pada saat Festival Budaya Mihing Manasa Tahun 2016 semoga penasaran anda terobati. Di Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia.




Sabtu, 07 Mei 2016

Musrenbang Desa di Desa Tumbang Siruk

MUSRENBANG (MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN )
DESA TUMBANG SIRUK KECAMATAN MIRI MANASA KABUPATEN GUNUNG MAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH



Kegiatan Musrenbang Desa di Desa Tumbang Siruk sesuai jadwal yang diberikan oleh Kecamatan minggu kedua Bulan Januari tahun 2016 yaitu pada tanggal 14 Januari 2016. Kegiatan ini sesuai amanat Undang – Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, kegiatan / rapat desa harus diselenggarakan oleh BPD (Badan Permusyawatan Desa) yang dimana dipimpin oleh Wakil Ketua BPD Desa Tumbang Siruk, yang dilaksanakan di Kantor Desa Tumbang Siruk, yang dihadiri oleh unsur pemuda, tokoh masyarakat, unsur pendidikan dan kami sebagai pembina yaitu Unsur Kecamatan Miri Manasa.

Tim Kecamatan yang terdiri dari Sekretaris Camat Miri Manasa : Jhonson Ahmad, SE, M.Si, Kasi Trantib : Suparno, Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) : Sukur Apriadi, S.IP, serta staf Pelaksana Kantor Kecamatan Miri Manasa yaitu Jonedi, SE, Anwar Syarif dan PTT : Martoni

Musrenbang Desa Tumbang Siruk


Kegiatan ini dilaksanakan untuk menampung aspirasi masyarakat dalam pembangunan Desa untuk Tahun 2017 yang tidak bisa dibiayai oleh Dana Desa dan Alokasi Dana Desa atau yang menjadi Hak pembangunan dari pihak Kabupaten. Adapun hal – hal yang menjadi prioritas usulan yang diusul oleh masyarakat Desa Tumbang Siruk yaitu :

Bidang Pembangunan yaitu Pembuatan Sarana Air Bersih Desa Tumbang Siruk

Bidang Pendidikan yaitu penambahan Guru karena hanya ada 2 orang guru saja di Desa Tumbang Siruk, sehingga membuat murid SD sangat ketinggaan dan kebanyakan dari mereka dari keluhan masyarakat tidak bisa / tdk lancar dalam membaca dan menulis.

Demikianlah Kegiatan Tim Kecamatan dalam memfasilitasi Kegiatan Musrenbang Desa di Desa Tumbang Siruk Kecamatan Miri Manasa Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia.





Musrenbang di Desa Tumbang Lapan Kecamatan Miri Manasa

MUSRENBANG (MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN )
DESA TUMBANG LAPAN KECAMATAN MIRI MANASA KABUPATEN GUNUNG MAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH



Kegiatan Musrenbang Desa di Desa Tumbang Lapan sesuai jadwal yang diberikan oleh Kecamatan minggu kedua Bulan Januari tahun 2016 yaitu pada tanggal 14 Januari 2016. Kegiatan ini sesuai amanat Undang – Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, kegiatan / rapat desa harus diselenggarakan oleh BPD (Badan Permusyawatan Desa) yang dimana dipimpin oleh Ketua BPD Desa Tumbang Lapan, yang dilaksanakan di Rumah Kepala Desa Tumbang Lapan, yaitu Bungai,  yang dihadiri oleh unsur pemuda, tokoh masyarakat, unsur pendidikan dan kami sebagai pembina yaitu Unsur Kecamatan Miri Manasa.  

Tim Kecamatan yang terdiri dari Sekretaris Camat Miri Manasa : Jhonson Ahmad, SE, M.Si, Kasi Trantib : Suparno, Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) : Sukur Apriadi, S.IP, serta staf Pelaksana Kantor Kecamatan Miri Manasa yaitu Jonedi, SE, Anwar Syarif dan PTT : Martoni

Musrenbang Desa Tumbang Lapan

Selesai dari Desa Rangan Hiran dan Harowu Tim Kecamatan langsung menuju Desa Tumbang Lapan dan Desa Tumbang Siruk. Sampai di Kel. Tumbang Napoi kami istrahat makan sekitar pukul 10.00 dan melanjutkan perjalan dengan menggunakan motor karena daerah Tumbang Siruk dan Tumbang Lapan masih bisa dilalui oleh Kendaraan bermotor dan mobil apabila tidak diguyur hujan.

Sekitar 1 jam perjalan dari Tumbang Napoi ke Tumbang Lapan, Sesampainya di Desa Tumbang Lapan ternyata kegiatan Musrenbang Desa sudah dilaksanakan oleh Desa dan pendamping Desa jadi kami hanya melakukan perekapan saja  usulan apa saja dari Desa.

Setelah makan siang kami istirahat sejenak dan melanjutkan kembali ke Desa terakhir yaitu Desa Tumbang Siruk, pukul 15.00 .

Kegiatan juga dihadiri oleh pendamping Desa dan pendamping Lokal Desa karena mereka baru selesai Pelatihan di Tingkat Kabupaten Gunung Mas. Dan untuk membantu perekapan prioritas pembangunan Desa Tumbang Lapan tahun 2017.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menampung aspirasi masyarakat dalam pembangunan Desa untuk Tahun 2017 yang tidak bisa dibiayai oleh Dana Desa dan Alokasi Dana Desa atau yang menjadi Hak pembangunan dari pihak Kabupaten. Adapun hal – hal yang menjadi prioritas usulan yang diusul oleh masyarakat Desa Tumbang Lapan yaitu :

Bidang Pembangunan yaitu perbaikan sarana Mikro Hidro proyek Pusat yang dulu dilaksanakan di Desa Tumbang Lapan, yang hingga saat ini masih tidak dapat difungsikan. Pembuatan Sarana Air Bersih Desa Tumbang Lapan

Bidang Kesehatan penambahat Perawat / Bidan di pustu Desa Tumbang Lapan. Karena hingga saat ini belum ada perawat atau bidan yang menetap di Pustu tersebut.

Bidang Pendidikan untuk saat ini masih cukup memadai karena posisi guru kelas hampir terisi semua mungkin karena wilayah Desa Tumbang Lapan dekat dengan wilayah Kec. Kahayan Hulu Utara. Jadi guru – guru betah disana.

Demikianlah Kegiatan Tim Kecamatan dalam memfasilitasi Kegiatan Musrenbang Desa di Desa Tumbang Lapan Kecamatan Miri Manasa Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia.



MENCARI IKAN KE HULU MIRI

KEGIATAN REFRESHING PEGAWAI KANTOR KECAMATAN MIRI MANASA
KE HULU SUNGAI MIRI



Pada saat musim kemarau tahun lalu kami Pegawai di Kecamatan Miri Manasa berencana memanfaatkan waktu lowong  untuk pergi mencari Ikan Sapan di Hulu Sungai Miri. Banyak hal yang dibutuhkan terutama alat mancing / jala, garam untuk mengasinkan ikan, tempat tidur dan bahan kebutuhan pribadi masing – masing yang ikut tur Hulu Miri.

Kami sudah ada janji dengan Sekdes Desa Mangkuhung : Sakimin atau lebih dikenal dengan Nama Jagau, dan berjanji akan bertemu di persimpangan jalan HPH Perusahaan PT HDR. Kebetulan jalan ini sudah tidak digunakan dan menjadi sarana jalan masyarakat ke Kekacaman untuk mengurus segala administrasi yang menyangkut dengan Pelayanan yang di berikan oleh Pemerintah. Karena dialah salah satu penunjuk jalan ke arah tersebut dan dirasa mampu membimbing kami ke Tujuan.

Puruk Telunjuk / Sandukui

Manjala Sei Miri

Manjala Lew

Sapan Kasuhui

Sapan Kasuhui Hulu Miri

Ikan Sapan Hulu Miri

Makan pinggir Sungai

Besuh Wal

Perjalan Pulang

Kami berangkat menggunakan 6 motor karena hanya motor saja yang bisa sampai ke dekat tempat tujuan, Jarak dari Kelurahan Tumbang Napoi ke wilayah simpang jalan tersebut sekitar 13 km dan jalan yang berlubang dan bukit tinggi, walaupun begitu perjalanan ini menyenangkan karena pertama kali kami menuju ke hulu Miri untuk menangkap Ikan karena dari cerita  teman2 yang pernah kesana ikan – ikan Sapan sangat banyak seperti sebuah kolam, maklum karena musim kemarau jadi ada daerah aliran sungai yang berkubang agak dalam sehingga disitulah ikan – ikan berkumpul.

Kami berangkat berjumlah 7 orang yaitu Enal/Camat, Jhonson, Sekcam, Sukur/Kasi PMD, Anwar / Staf, Pepey/ Perawat dari Puskesmas serta ada masyarakat 1 orang yaitu Bapa Atis dan juga Sekdes Desa Mangkuhung yaitu Jagau.

Perjalanan dari simpang jalan ke tempat tujuan lumayan jauh yaitu hampir semua perjalanan menanjak gunung dan bukit yang terjal jadi dibutuhkan kendaraan yang siap tempur sampai kesana, contohnya jenis Trail untuk menyesuaikan dengan Medannya. Sekitar 4 Jam perjalanan kami sampai ke tujuan atau tempat motor di parkir ya maksudnya dipinggir jalan saja karena disana tidak ada parkiran...

Setelah menurunkan semua perlengkapan dari motor kami istirahat sejenak dipinggir sungai Raca dan merencanakan bermalam di muara Sungai raca tersebut untuk membuat  pondok / tingkap ya untuk menghadapi malam yang dingin maklum dihulu sungai daerahnya sangat dingin karena ketinggian dan sungainya berbatu.

Setelah berkerjasama membuat pondok dan merapikan tempat bermalam kami membuat api untuk memasak kebetulan kami bertemu dengan masyarakat disitu baru mau pulang dari mencari Burung Kacer, Cucak Rowo dan ada juga membawa ikan Sapan ya kami memintanya dan diberikan beberapa ekor ukuran betis kaki lelaki dewasa diperkirakan sekitar 2 Kg per ekor dan menginformasikan bahwa daerah atau tempat yang bagus mencari ikan adalah daerah muara sungai Jaranoi sekitar 1 km naik dari Muara Sungai Raca.

Kami memasang jala di depan sungai Raca malam itu berharap mendapat hasil yang maksimal tetapi setelah mengangkat jala ternyata ikan disitu tidak seperti yang diharapkan. Sehingga malam itu kami berencana esoknya ke tempat yang di beritahukan tadi. Sekedar info bahwa daerah sungai miri terutama dibagian hulu jangan sampai memasang jala dan ditinggalkan semalaman karena apabila ada hujan maka jala anda pasti akan hilang – robek karena di hulu miri terkenal dengan air bahnya jadi untuk lebih amannya lihat keadaan cuaca dulu karena apabila mendadak hujan maka tidak ada hasil yang anda dapatkan.

Pada malam itu kami berbagi tim ada yang berburu kijang rusa dll ada juga yang memasang jala serta memanah Ikan karena pada malam hari ikan cenderung mudah dipanah / ditombak dan ada juga yang menjadi Koki.

Keesokan harinya dari Hasil yang kami dapatkan malam tadi di Muara Sungai raca hanya beberapa Kg saja ikan dan 1 ekor ular Piton jadi bagi yang suka makan ular pasti di ambil dan dimakannya.

Pukul 09.00 setelah sarapan pagi kami pergi dengan membawa peralatan menangkap ikan ke arah Muara Sungai Jaranoi, mudik arah sungai miri dari Muara Sungai Raca. Dan memang setalah sampai kami melihat pemandangan yang indah yaitu Puruk Batu Telunjuk / bahasa dayak ngajunya Puruk Sandukui. Kami menyempatkan mendokumentasikan hal tersebut serta tidak lama kemudian kami sampai ke muara Sungai Jaranoi dan melihat Ikan Sapan Kasuhui dan Romi yang sangat banyak dan besar – besar rata – rata 2 Kg per ekor ya seperti sebuah Kolam Ikan alami.

Wow semua nya terbayar sudah dengan berbagai macam rintangan dalam perjalanan baik itu kerusakan motor, maupun mendorong motor karena amblas dll. Kami memasang jala dan membuat kegaduhan di bawah pohon – pohon yang kami yakini sebagai saran ikan sehingga mereka berlarian ke arah jala yang telah dipasang kami. dan hasilnya  memang sangat memuaskan sekitar 2 Karung besar 50 kg lebih kami dapatkan ikan Sapan tersebut untuk dibawa pulang.

Setiap selesai kami mendapatkan ikan, kami melakukan proses penyiangan / pengasinan ikan agar ikan tersebut tidak busuk ketika sampai dirumah. Ya dengan jarak yang cukup jauh mustahil dapat membawa ikan yang segar kecuali membawa kotak pendingin sedangkan kalo membawa dengan motor hal tersebut tidak bisa dilakukan mengingat jalannya yang super memacu adrenalin.

Demikianlah pengalaman kami di Hulu Sungai Miri semoga wilayah /tempat ini menjadi destinasi Wisata dan tempat Paporit Pencari Ikan seperti Mancing Mania dll.







Lomba Menyumpit / Manyipet Dayak

FESTIVAL BUDAYA MIHING MANASA KABUPATEN GUNUNG MAS
KONTINGEN KECAMATAN MIRI MANASA
LOMBA : MANYIPET / NYUMPIT PUTRA DAN MANYIPET / NYUMPIT PUTRI



Asslamualaikum Wr. Wb, Syalom, Om Swasti Astu

Lomba Manyipet / Nyumpit ini dilaksanakan  guna melestarikan budaya Adat Dayak pada jaman dahulu dalam hal berburu binatang atau sebagai alat perang yang dimana medianya adalah :
1.     Sumpit / Sipet = Terbuat dari Kayu atau bambu yang mempunyai lubang yang di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk ditiup sumpitnya kearah sasaran.
2.     Isi Sumpit = terbuat dari bambu yang ujungnya diruncingkan sehingga dapat menancap ke sasaran dahulu dioleskan racun yang dapat dengan segera melumpuhkan sasaran.
3.     Untuk saat sekarang sangat sulit ditemukan orang tua yang bisa menyumpit dengan tiupan yang dapat menembus papan karena menurut cerita dan kayu atau papan tersebut karena kekuatan tiupannya bisa tembus oleh anak sumpitnya.

Gambar manyumpit / menyipet : 




Lomba Menyumpit / Manyipet ala Dayak
Kristian anak bapa Tina (ARJ)

Lomba Menyumpit / Manyipet ala Dayak
Gambar Bapa Apri sedang Menyumpit


Permainan ini sebenarnya sangat mudah yaitu mengarahkan anak sumpit ke sasaran yang dibuat sedemikian rupa seperti sasaran tembak dan diberikan nilai / skor sampai dengan 100 untuk sasaran tembak yang dikenai anak sumpit tersebut.  Sedangkan jarak penyumpit dengan sasaran tembak biasanya 20 meter untuk putra dan 15 meter untuk putri.

Peraturan ini berlaku untuk putra dan putri dan arena pertandingan dibuat pembatas untuk keamanan dan memudahkan wasit dalam penilaiannya

Demikian singkat cerita tentang Lomba Manyipet khas dayak yang dilombakan di Festival Budaya Mihing Manasa  pada minggu ke dua Bulan Juni di Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia





LOMBA HABAYANG / GASING

FESTIVAL BUDAYA MIHING MANASA KABUPATEN GUNUNG MAS
KONTINGEN KECAMATAN MIRI MANASA
LOMBA : HABAYANG PUTRA DAN HABAYANG PUTRI



Asslamualaikum Wr. Wb, Syalom, Om Swasti Astu

Lomba Habayang / Gasing kegiatan ini dilaksanakan  guna melestarikan budaya Adat Dayak pada jaman dahulu karena ketidakadaaan media permainan untuk anak – anaknya makanya leluhur Dayak menciptakan permainan Bayang / Gasing yang dimana medianya adalah :
1.     Kayu biasanya dibuat dari Kayu Besi / Kayu Ulin / Kayu Hutan lainnya yang dirasa kuat untuk menahan hantaman yang tidak mudah rusak / terbelah oleh musuh tanding biasanya dibuat dengan membentuk bulat / lonjong seperti sebuah Guci / balanai bahasa dayaknya sehingga memiliki Kekuatan Putaran
2.     Tali = Tali yang digunakan pada zaman dahulu dari anyaman Tengang / Kayu Hutan dan saat ini sangat sulit dicari. Karena kekuatannya sangat kuat menahan beban.
3.     Ukuran bayang biasanya seukuran kepalan tangan pengguna bayang untuk memudahkan penggunanya dalam melakukan permainan habayang ini.



Permainan Gasing Dayak / Habayang


Permainan ini sebenarnya sangat mudah yaitu pertama – tama dilakukan tanding Curai atau memutarkan Bayang/ Gasing untuk mencari posisi memasang dan menikam semakin lama putarannya dari Bayang/ Gasing yang lain semakin tinggi jabatannya sehingga menjadi Rajanya. Contohnya pemain ada 2 Orang yang berputar dan berhenti terakhir dialah Rajanya dan yang pertama berhenti putaran Bayang/Gasingnya dia memasang pertama dan rajanya yang menikam.

Apabila kita memasang dan penikam pertama salah menembak/menikam Bayang/Gasing kita ataupun terkena Bayang/Gasing kita tetapi Putaran Bayang/Gasingnya kalah dengan yang memasangnya maka dia turun posisinya dan tidak mendapat nilai dan yang memasang mengganti Posisinya tersebut dan mendapat nilai / point. Dengan catatan bayang pemasang masih hidup/berputar dan menang dari penikam baru dapat dihitung/dinilai poinnya.

Setiap kita / pemain yang menduduki Posisi Raja meraih poin 1 tergantung dari aturan yang dilaksanakan Panitia, contohnya di festival budaya Mihing Manasa setiap kontingen memiliki 3 perwakilan peserta putra dan 3 perwakilan peserta putri.  Contohnya Hasil undian / cabutan nomor urut kec. Miri Manasa melawan kec. Kurun jadi putra melawan putra dan putri melawan putri. Pada saat pertandingan dipilihlah posisi penembak dan penikam yang dilakukan dengan bacurai / memutar bayang terlama.

Setelah itu 3 Putra itu langsung menghadapi 3 putra musuh tandingnya dan menurut aturan ada 7 kali menembak dan 7 Kali memasang bagi tiap peserta tersebut sehingga didapatlah akumulasi hitungan nilai berapa kali dia mendapat kan nilai atau skor.

Contohnya = 1 peserta memasang 7 kali dan penembak / musuhnya menikam gasing/bayang tersebut hanya ada 3 kali mengenai bayang dan menang dalam adu putaran. Maka dia hanya mendapat point 3 saja dan di akumulasikan dengan dua peserta dari tim yang sama sehingga mendapat total poin berapa dan dibandingkan dengan lawan tanding sehingga didapatlah pemenang dari lomba habayang tersebut dan dapat melanjutkan ke pertandingan selanjutnya misal semi final atau finalnya karena biasanya menggunakan sistem Gugur. Dan hanya diambil 3 Besar saja sebagai Juara I, II dan III dari kecamatan yang berkompetisi.

Peraturan ini berlaku untuk putra dan putri dan arena pertandingan dibuat pembatas biasanya lingkaran bulat berdiameter 10 Meter untuk memudahkan wasit dalam penilaiannya tambahan apabila Penikam menembak dan mementalkan bayang/gasing lawan keluar dari lingkaran tersebut maka langsung mendapat nilai / poin walaupun bayang/ gasing lawan masih hidup.

Demikian biografi singkat tentang Lomba Habayang khas dayak yang dilombakan di Festival Budaya Mihing Manasa  pada minggu ke dua Bulan Juni di Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia